Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau imannya lemah diuji dengan itu (ringan) dan bila imannya kukuh diuji sesuai itu (keras). Seseorang diuji terus menerus sehingga ia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa." (Riwayat Bukhari)
(ryzkur.com) | Apabila musibah datang menimpa, tragedi yang tidak diingini terjadi dengan tiba-tiba, maka laluilah dengan sabar, karena sabar akan memupuk rasional, lantas akal akan menerjemahkan ketetapan Tuhan sebagai sesuatu kebaikan. Kita diuji sedemikian karena Allah Maha Tahu, bahwa kita mampu menghadapinya.
"Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau Kalau imannya lemah diuji dengan itu (ringan) dan bila imannya kukuh diuji sesuai itu (keras). Seseorang diuji terus menerus sehingga ia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa." (Riwayat Bukhari).
Menyusuri hari-hari kita walau hati tertimpa sedih, karena itu fitrah manusia. Namun, lahirkan senyuman dan selipkan di hati dicelah-celah kesedihan itu rasa bangga dan syukur, karena kita sebenarnya telah dipilih Allah untuk menerima kebaikan.
"Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya maka ia diuji (dengan musibah yang menimpanya)." (Riwayat Bukhari).
Berdoa, supaya Allah menganuriakan kebaikan didunia, kebahagian di Akhirat dan Dia pasti akan mengabulkan, meskipu terkadang tidak seperti yang kita maukan; wujud, tempat dan waktuya. Dia pasti akan mengabukan, atas kehendak-Nya, karena sesugguhnya Dia Maha Mengetahui yang terbaik untuk kita, hamba-hamba Nya.
Segala apa yang disekeliling kita hanya pinjaman dan tiada suatu apapun yang menjadi hak mutlak kita. Tangan, kaki, mata, telinga dan sleuruh anggota adalah titipan dan pinjaman Tuhan kepada kita. Apakah kita mampu membayar kembali pinjaman ini kepada-Nya?
Ujian, cobaan, kesulitan, halangan, rintangan, luka, kepediahan, penderitaan didatangkan Allah untuk memberikan pendidikan dan kesadran bahwa diri kita terbatas daya dan upaya. Menghadirkan keinsafan bahwa Allah-lah yang Maha Kuasa atas segalanya.
Ujian, cobaan, kesulitan, halangan, rintangan, luka, kepediahan, penderitaan menuangkan rindu mengalir dalam hati, seperti air sungai yang jernih dan menyegarkan. Merentasi apa saja yang menghalang. Menyirami rindu untuk berdekat dan bermesraan dengan Allah yang telah lama hilang tandus kegersangan. Hingga tumbuh suburlah kembali keimanan yang telah layu.
"Dan Kami menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai ujian; dan kepada Kami-lah kamu semua akan dikembalikan" (QS. Al-Anbiya' : 35)
Sumber : Mutiara Amaly Volume 122 | hal.5
Post a Comment Blogger Facebook