0
(RyzKur.com) Saling Mengingatkan Dalam Kebajikan | Setelah tidak mendapatkan makanan untuk menjamu tamunya di rumah istri-istri beliau, Rasulullah SAW mengajak tamunya kembali ke masjid. Kemudian di hadapan para sahabat beliau bersabda "Siapa yang mau menhamu laki-laki ini, maka Allah akan melimpahkan rahmatNya kepadanya." Seorang sahabat Anshar yang bernama Abu Thalihah cepat-cepat berdiri sembari berkata, "Saya, wahai Rasulullah."



Abu Thalhah pun mengajak tamu Rasulullah itu pulang ke rumahnya. Sesampai di rumah, dia masuk terlebih dahulu untuk menemui istrinya. Tidak ada makanan kecuali makanan yang rencananya disediakan untuk anak-anak mereka.

"Ajaklah mereka bermain agar tidak meminta makan. Apabila tamu kita sudah masuk, padamkanlah lampu. Lalu berpura-puralah untuk ikut makan bersama tamu kita, agar dia mengira kita ikut makan bersamanya."

Makanan sudah dihidangkan. Sang suami itu duduk menemani tamu. Lampu yang sejak tadi menerangi ruangan tiba-tiba padam. Tamu makan dengan lahapnya, sementara dia mengira bahwa sang pemilik rumah turut makan bersamanya. Keesokan harinya kedua suami istri itu mendatangi Nabi SAW. Rasulullah bersabda kepada keduanya, "Allah takjub dengan apa yang kalian berdua lakukan terhadap tamu kalian semalam." (HR. Muslim).

Atas sebab kejadian ini turunlah firman Allah SWT, "... Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Al-Hasyr :9)

Di lain tempat, Amru bin Jamuh terlibat percecokan dengan keempat putranya. Pasalnya, Amru bin Jamuh bertekad ingin ikut ke medan Uhud untuk ikut berperang padahal ia adalah seorang lelaki yang cacat kakinya. Sementara keemapt putranya berusaha untuk menahannya. Karena tidak ada yang mau mengalah, akhirnya mereka melaporkan masalah kepada Rasulullah, hingga akhirnya bapak beranak berangkat seluruhnya. Amru bin Jamuh pun meninggal dunia sebagai seorang ksatria.

Tidak jauh berbeda dengan Al-Khansa, ibunda para syuhada, bersama keempat putra kesayangannya berangkat bersama pasukan kaum muslimin menuju Qadisyah. Malam hari sebelum terjadi pertempuran besar, Al-Khansa memberikan suntikan motivasi kepada keempat putranya. Dengan penuh semangat ia hasung keemapat putranya untuk mengorbankan jiwanya mereka di jalan Allah. Keempat putranya pun meninggal di medan pertempuran.

Demikianlah, seharusnya kebersamaan kita bersama keluarga mengikat kita dalam ketaatan. Kebersamaan yang akan meninggikan kita semakin mengerti tujuan penciptaan. Menjai keluarga yang membingkai bahagia dalam beragam amal kebajikan yang menjadi perhiasaan hidup sepanjang masa.

sumber : Kalam Dakwah Edisi 18 | Tahun II | 2015 M / 1437 H

Post a Comment Blogger

 
Top