0
(Ryzkur.com) Berbagi Kebahagiaan dan Surga | Allah SWT berfirman : "Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka." (QS. At-Tahrin :6). Allah SWT menyeru orang-orang yang berimah agar menjadi manusia yang peduli kepada orang lain. Nikmat iman dan Islam adalah nikamt yang tidak layak disimpan sendiri. Anugerah yang besar ini haruslah dibagi dengan orang lain, terutama orang-orang terdekat. Alangkah ruginya orang-orang yang mendapatkan jalan keluar satunya kebahagiaan dunia dan akhirat, akan tetapi dia tidak mau berbagi dengan orang terkasih di dekatnya.

Berbagi Kebahagiaan dan Surga (ryzkur.com)


Nikmat terbesar yang Allah berikan di dunia adalah kebahagiaan hidup, sedangkan nikmat terbesar manusia di akhirat adalah dengan selamat dari api neraka kemuadia memasuki surga dan melihat wajah Allah. Nikmat dunia dan anugerah di akhirat ini, tidak dapat diraih dengan besarnya harta ataupun tingginya pangkat dan dudukan dan tidak pula banyaknya teman sanak saudara. Bahagia di dunia dan selamat dari api neraka kemudian masuk surga, adalah perkara yang hanya bisa di raih dengan iman dan ketaatan kepada Allah Maha Pengasih.

Secara naluri, manusia pasti suka berbagi segala nikmat dengan orang-orang terdekat. Sikap tersebut adalah wujud kasig sayang seorang manusia dengan orang lain. Seseorang suka berbagi makanan, minuman, tempat tinggal dengan istri anak ataupun saudara kandung, meskipun makanan atau minuman itu berjumlah sedikit. Yang penting adalah berbagi kepada orang lain yang paling dikasihi.

Bagaimana dengan kebahagiaan dan surga? tidak maukah seseorang berbagi kesua nikmat super besar ini kepada orang-orang terkasih?

Mari perhatikan bagaimana sepasang suami-istri yang beriman berbagi kasih (tidak hanya fisik) tetapi jiwa. Rasulullah SAW bersabda : "Semoga Allah merahmati seorang lelaki yang bangun disebagian malam, kemudian dia melaksanakan shalat dan membangunkan isterinya. Apabila istrinya susah bangun, maka dia perciki wajah istrinya dengan menggunakan air. Semoga Allah merahmati seorang wanita yang bangun di sebagian malam, kemudian dia melaksanakan shalat dan membangunkan suaminya. Apabila suaminya susah bangun, maka dia perciki wajah suaminya dengan menggunakan air." (HR, Abu Daud dan Ibnu Majah).

Zaid bin Aslam berkisah dari ayahnya bahwa Khafilah Umar bin Khattab ra, tidaklah pernah bangun malam kecuali beliau pasti membangunkan keluarganya untuk melaksanakan shalat.

Mengingatkan saudara yang sedang berbuat zhalim

Salah satu bentuk kasih sayang nyata seseorang terhadap saudaranya adalah dengan mencegah saudaranya berbuat kesalahan dan kezhaliman. Alasan sederhana sikap ini adalah seseorang tidak mungkin tega melihat saudara terkasih mendekam dalam kubangan siksa api neraka disebabkan kezhaliman yang dilakukan di dunia. Seoarang suami pasti tidak akan ingin melihat sang istri masuk neraka, seorang bapak atau ibu pasti tidak ingin melihat sang anak, buah hatinya tertelungkup dalam siksa api neraka yang membara, seorang kakak pasti tidak rela melihat sang adik merana dihantam hukuman Allah yang Maha Kuasa.

Maka, hembusan kasih sayang paling nyata seorang manusia kepada manusia yang lain adalah mencegah saudara muslim masuk api neraka.Rasulullah SAW bersabda : "Tolonglah saudaramu baik di keadaan berbuat zhalim ataupun terzhalimi." ditanyakan kepada beliau: "Ya Rasulullah, ini (wajar apabila) aku menolongnya dalam keadaan terzhalimi. Lalu bagaimana mungkin aku menolongnya apabila dia adalah orang yang berbuat zhalim?" Rasul Bersabda : "Engkau mencegah dia(dari perbuatan zhalim) dan itulah pertolongan untuknya." (HR. Ahmad)

Betapa berharga dan pentingnya peringatan seorang muslim kepada saudaranya muslim yang lain. Peringatan terhadap saudara muslim yang sedang terlena dengan kehidupan dunia (sehingga dia meninggalkan perintah Allah ataupun mengerjakan laranganNya), bagaikan seutas tangga dan pengikat yang dilemparkan oleh seseorang terhadap orang lain yang tersangkut pada pohon di bibir jurang. Orang-orang yang beriman kepada Allah, pastilah sangat menghargai sikap saling mengingatkan, disebabkan besarnya manfaat yang ditimbulkan oleh perbuatan baik ini. Oleh sebab itu khalifah Umar bin Khatab ra, berkata : "semoga Allah melimpahkan kasih sayang-Nya kepada orang yang sudi menunjukakan kepadaku aib dan kekuranganku."

Agar tidak merugi

Allah SWT memberitahukan sifat-sifat orang-orang yang tidak mengalami kerugian di dunia dan akhirat. Orang-orang ini adalah mereka yang mendapatkan jaminan keselamatan dari Rabb penguasa alam semesta. Apa sajakah sifat-sifat itu? Allah SWT berfirman : "Demi masa, sesungguhnya manusia betul-betul berada dalam kerugian nyata. Kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih dan saling menasehati dalam kebaikan dan saling menasehati dalam kesabaran." (QS. Al-Ashr: 1-3).

Salah satu sifat yang dimiliki oleh orang-orang yang saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran. Saling menasehati adalah hubungan timbal balik seseorang dengan orang lain. Sikap saling menasehati adalah hubungan yang menjadikan terjadinya keseimbangan hidup bersosial, hak seseorang tidak akan terkurangi oleh prilaku orang lain. Sedangkan iman dan amal sholeh adalah kewajiban pribadi.

Betapa saling menasehati adalah unsur penting yang membangun keteguhan seseorang dalam mentaati Allah, sehingga Imam ath-Thabrani meriwayatkan dari Abdullah bin Hisn bahwa para sahabat Rasulullah SAW setiap kali saling berjumpa dan kemudian mereka berpisah, maka salah satu dari mereka membacakan surat Al-Ashr, barulah kemudian mereka mengucapkan salam berpisah.

Tidak peduli dengan kemaksiatan adalah kehancuran

Betapa penting peringatan terhadap seseorang yang berbuat salah dengan menggunakan lisan atau minimal menjauhi perbuatan maksiatnya (apabila seseorang takut resikonya yang besar). Allah SWT menyampaikan bahwa Bani Israil terdahulu dilaknat oleh Allah SWT karena mereka tidak mau saling memperingati ketika teman-teman mereka berbuat munkar. Disebutkan dalam Al-Qur;an : "Telah dila'nati orang-orang kafir bani israil dengan lisan daud dan isa putera maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu". (QS. Al-Maidah: 78-79).

Abdullah bin Mas'ud ra, berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Orang-orang sebelum kalian, apabila salah seorang diantara mereka berbuat kesalahan, maka datanglah orang yang mencegah dan memberikan peringatan. Akan tetapi keesokan harinya, orang yang memberikan peringatan itu sudah duduk-duduk, makan dan minum serta menjadikan teman-teman akrab orang-orang yang suka berbuat dosa itu. Seakan-akan mereka tidak pernah melihat orang-orang itu berbuat maksiat kemarin. Ketika Allah melihat itu semua, maka Allah jadikan hari mereka saling bermusuhan dan Allah melihat itu semua, maka Allah jadikan hari mereka saling bermusuhan dan Allah melaknat mereka menggunakan lisan Nabi Daud dan Isa bin Maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas." (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Semoga para pembaca sekalian selalu bersemangat dalam menjalankan dakwah di tengah ummat. Jangan sampai kita tertimpa laknat karena perbuatan dosa orang lain yang tanpa sadar kita itu menikmatinya dengan mendiamkan dan tidak peduli.


Next
This is the most recent post.
Previous
Older Post

Post a Comment Blogger

 
Top